Menu

Mode Gelap

EKONOMI

Ragam Faktor Pendorong Skeptisme terhadap Globalisasi


 Ilustrasi. (Foto: upi.com)
Perbesar

Ilustrasi. (Foto: upi.com)

Oditur.com -Faktor pendorong skeptisme terhadap globalisasi menjadi pertimbangan yang penting dalam era modern ini.

Globalisasi, meskipun membawa manfaat besar dalam bentuk integrasi ekonomi dan teknologi, juga telah menimbulkan ketidakpastian dan keprihatinan bagi sebagian besar masyarakat.

Pengertian Skeptisme
Skeptisme, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengacu pada sikap kurang percaya atau ragu-ragu terhadap keberhasilan ajaran dan fenomena tertentu.

Dalam konteks globalisasi, skeptisme merujuk pada keraguan dan ketidakpercayaan terhadap dampak positif yang dijanjikan oleh globalisasi serta keprihatinan akan dampak negatif yang mungkin terjadi.

Faktor Pendorong Skeptisme terhadap Globalisasi
Faktor-faktor pendorong skeptisme dapat mencerminkan keprihatinan nyata atas dampak globalisasi. Berikut adalah beberapa faktor pendorong dari sikap skeptisme dalam globalisasi:

1. Ketakutan akan Kehilangan Identitas Budaya
Salah satu faktor pendorong skeptisme terhadap globalisasi adalah ketakutan akan kehilangan identitas budaya .

Baca juga :  Utang Luar Negeri Indonesia Menurun

Masyarakat khawatir bahwa dengan meningkatnya pengaruh budaya asing, tradisi dan nilai-nilai lokal akan tergerus dan tergantikan oleh budaya global yang seragam.

2. Ketidaksetaraan Ekonomi Antarnegara
Ketidaksetaraan ekonomi antarnegara merupakan faktor yang memicu skeptisme terhadap globalisasi.

Sebagian orang melihat globalisasi sebagai penyebab ketidaksetaraan ekonomi yang semakin memburuk dengan keuntungan yang lebih besar bagi negara-negara maju, sementara negara-negara berkembang terus tertinggal.

3. Kerentanan terhadap Krisis Ekonomi Global
Globalisasi dapat membuat ekonomi suatu negara lebih rentan terhadap krisis ekonomi global.

Ketika terjadi gejolak ekonomi di pasar global, negara-negara yang terlalu tergantung pada ekonomi global dapat merasakan dampak yang lebih besar.

4. Penyusutan Lapangan Kerja
Proses globalisasi, termasuk peningkatan perdagangan internasional dan outsourcing, telah menyebabkan penyusutan lapangan kerja dalam negeri karena perusahaan mencari biaya tenaga kerja yang lebih rendah di luar negeri.

Baca juga :  Wapres Soroti Lemahnya Sinergi Dunia Pelatihan Vokasi dengan Industri

Hal ini memicu keprihatinan dan skeptisme terhadap globalisasi.

5. Penyalahgunaan Tenaga Kerja
Terkadang, perusahaan menggunakan praktik eksploitasi terhadap tenaga kerja di negara-negara berkembang untuk memaksimalkan laba.

Hal ini menimbulkan keprihatinan bahwa globalisasi memungkinkan praktik eksploitasi ini terus berlanjut.

6. Dampak Lingkungan yang Negatif
Globalisasi juga telah meningkatkan produksi dan transportasi barang-barang konsumen yang berkontribusi pada masalah lingkungan, seperti polusi udara dan air, serta perubahan iklim.

Skeptisme terhadap globalisasi bukanlah pandangan yang tidak beralasan. Meskipun globalisasi membawa manfaat signifikan, penting untuk memahami dan mengatasi dampak negatif yang mungkin terjadi.

Dilansir dari laman kumparan.com

Artikel ini telah dibaca 34 kali

Baca Lainnya

Utang Luar Negeri Indonesia Menurun

16 November 2023 - 16:24

IIF Gandeng Bina Karya Kembangkan Wilayah IKN

14 November 2023 - 22:53

Mendag Zulhas Hadiri Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan Negara G7 di Osaka Jepang, Bawa Misi Penting

29 October 2023 - 12:27

PT SPSL Pelindo Lakukan Efisiensi lewat Pemurnian Bisnis

29 October 2023 - 00:53

Wapres Soroti Lemahnya Sinergi Dunia Pelatihan Vokasi dengan Industri

29 October 2023 - 00:40

Perum Jasa Tirta I Buka Lowongan Kerja hingga 31 Oktober 2023

23 October 2023 - 11:32

Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I membuka lowongan kerja untuk posisi Staf Teknik.(Tangkapan layar Instagram @perumjasatirta1)
Trending di EKONOMI
Verified by MonsterInsights